وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"

  • Radio Online

  • Larangan Fanatik Buta

    Al-Imam asy-Syafi’i (Madzhab Syafi'i) mengatakan:
    كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت؛ فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي
    “Semua permasalahan yang sudah disebutkan dalam hadits yang sahih dari Rasulullah dan berbeda dengan pendapat saya, maka saya rujuk dari pendapat itu ketika saya masih hidup ataupun sudah mati.”

    Al-Imam Malik (Madzhab Maliki) mengatakan:
    إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
    “Saya hanyalah manusia biasa, mungkin salah dan mungkin benar. Maka perhatikanlah pendapat saya, jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka ambillah. Apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.”

    Al-Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi) mengatakan:
    لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه
    وفى رواية: «حرام على مَن لم يعرف دليلي أن يفتى بكلامي «فإننا بشر، نقول القول اليوم ونرجع عنه غدًا
    “Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Dalam riwayat lain, beliau mengatakan, “Haram bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai untuk berfatwa dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, perkataan yang sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk (kami tinggalkan).”

    Al-Imam Ahmad Bin Hambal( Madzab Hambali mengatakan):
    لا تقلدني، ولا تقليد مالكًا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا
    “Janganlah kalian taklid kepada saya dan jangan taklid kepada Malik, asy-Syafi’i, al-Auza’i, ataupun (Sufyan) ats-Tsauri. Tapi ambillah (dalil) dari mana mereka mengambilnya.”

  • Mutiara Alquran

    اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

    Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

  • Admin Setting

  • Maaf Komentar Yang Dicurigai Bervirus Diblokir

  • Mutiara Sunnah

    وعن أبي العباس سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله دلني على عمل إذا عملته أحبني الله وأحبني الناس فقال ازهد في الدنيا يحبك الله وازهد فيما عند الناس يحبك الناس حديث حسن رواه ابن ماجه وغيره بأسانيد حسنة

    Dari Abu Abbas, yaitu Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku sesuatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berzuhudlah di dunia, tentu engkau akan dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai oleh para manusia.” Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lain-lainnya dengan isnad-isnad yang baik.

    وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ألا إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله تعالى وما والاه وعالما ومتعلما رواه الترمذي وقال حديث حسن

    Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Ingatlah, sesungguhnya dunia itu dilaknat, dilaknat pula segala sesuatu yang ada di dalamnya, melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

    وعن سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لو كانت الدنيا تعدل عند الله جناح بعوضة ما سقى كافرا منها شربة ماء رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

    Dari Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda“Jika seandainya dunia ini di sisi Allah dianggap ada nilainya dengan selembar sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air darinya.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi

  • Mutiara Ulama Salaf’

    أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ "Wahai Saudaraku Kalian Tidak Bisa Mendapatkan Ilmu Kecuali Dengan 6 Syarat Yang Akan Saya Beritahukan" 1.Dengan Kecerdasan, 2.Dengan Semangat , 3.Dengan Bersungguh-sungguh , 4.Dengan Memiliki bekal (biaya), 5.Dengan Bersama guru dan , 6.Dengan Waktu yang lama, (Imam Syafi'i Rahimahulloh)

Kumpulan Ringkasan Hadits : Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Tidak Rakus Terhadap Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiranرياض الصالحين من كلام سيد المرسلين الزهد في الدنيا والحث على التقلل منها وفضل الفقر

Posted by Admin Ma'had Annashihah Cepu pada Maret 9, 2013

الزهد في الدنيا والحث على التقلل منها وفضل الفقر

Keutamaan Zuhud Di Dunia Dan Anjuran Untuk Tidak Rakus Terhadap Keduniaan Dan Keutamaan Kefakiran

: قال تعالى

إِنَّمَا مَثَلُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ ٱلنَّاسُ وَٱلْأَنْعَٰمُ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَآ أَنَّهُمْ قَٰدِرُونَ عَلَيْهَآ أَتَىٰهَآ أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًۭا فَجَعَلْنَٰهَا حَصِيدًۭا كَأَن لَّمْ تَغْنَ بِٱلْأَمْسِ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ

Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir.Yunus 24.

وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَآءٍ أَنزَلْنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخْتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًۭا تَذْرُوهُ ٱلرِّيَٰحُ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ مُّقْتَدِرًا

ٱلْمَالُ وَٱلْبَنُونَ زِينَةُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱلْبَٰقِيَٰتُ ٱلصَّٰلِحَٰتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًۭا وَخَيْرٌ أَمَلًۭا

Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.Alkahfi 45-46

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌۭ وَلَهْوٌۭ وَزِينَةٌۭ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌۭ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّۭا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًۭا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌۭ شَدِيدٌۭ وَمَغْفِرَةٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌۭ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.Alhadid 20

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).Ali Imran 14

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّۭ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلْغَرُورُ

Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu Dalam Mentaati Allah. Fathir ayat 5

أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَكَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ ٱلْيَقِينِ لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ ٱلْيَقِينِ ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,sampai kamu masuk ke dalam kubur.,Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui,Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainulyaqin,kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌۭ وَلَعِبٌۭ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

عن عمرو بن عوف الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم بعث أبا عبيدة بن الجراح رضي الله عنه إلى البحرين يأتي بجزيتها فقدم بمال من البحرين فسمعت الأنصار بقدوم أبي عبيدة فوافوا صلاة الفجر مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فلما صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم انصرف فتعرضوا له فتبسم رسول الله صلى الله عليه وسلم حين رآهم ثم قال أظنكم سمعتم أن أبا عبيدة قدم بشيء من البحرين فقالوا أجل يا رسول الله فقال أبشروا وأملوا ما يسركم فوالله ما الفقر أخشى عليكم ولكني أخشى أن تبسط الدنيا عليكم كما بسطت على من كان قبلكم فتنافسوها كما تنافسوها فتهلككم كما أهلكتهم متفق عليه

Dari ‘Amr bin ‘Auf al-Anshari Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan Abu ‘Ubaidah al-Jarrah Radhiyallahu ‘anhu ke daerah Bahrain -sebuah daerah yang masuk wilayah Irak – dan kedatangannya ke situ ialah untuk mengambil pajak. Kemudian setelah selesai tugasnya, datanglah ia dengan membawa harta dari Bahrain itu. Kaum Anshar sama mendengar akan kedatangan Abu Ubaidah, mereka lalu menunaikan shalat fajar – yakni subuh – bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai bersembahyang, beliaupun lalu kembali, kemudian mereka menuju kepadanya untuk menemuinya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu tersenyum ketika melihat mereka itu terus bersabda: “Saya kira engkau semua sudah mendengar bahwasanya Abu Ubaidah tiba dari Bahrain dengan membawa sesuatu harta.” Mereka menjawab: “Benar, ya Rasulullah.” Beliau selanjutnya bersabda: “Bergembiralah engkau semua dan bolehlah mengharapkan sesuatu yang akan menyenangkan engkau semua. Demi Allah, bukannya kekafiran itu yang saya takutkan mengenai engkau semua, tetapi saya takut jikalau harta dunia ini diluaskan untukmu semua – yakni engkau semua menjadi kaya raya, sebagaimana telah diluaskan untuk orang-orang yang sebelummu, kemudian engkau semua itu saling berlomba-lomba untuk mencarinya sebagaimana mereka juga berlomba-lomba untuk mengejarnya, lalu harta dunia itu akan merusakkan agamamu semua sebagaimana ia telah me-rusakkan agama mereka. (Muttafaq ‘alaih)

وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال جلس رسول الله صلى الله عليه وسلم على المنبر وجلسنا حوله فقال إن مما أخاف عليكم من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا وزينتها متفق عيه

Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di atas mimbar dan kita duduk di sekitarnya, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya salah satu yang saya takutkan atasmu semua sepeninggalku nanti ialah apa yang akan dibukakan untukmu semua itu dari keindahan harta dunia serta hiasan-hiasannya – yakni bahwa meluapnya kekayaan pada ummat Muhammad inilah yang amat ditakutkan, sebab dapat merusakkan agama jikalau tidak waspada mengendalikannya.” (Muttafaq’alaih)

عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن الدنيا حلوة خضرة وإن الله تعالى مستخلفكم فيها فينظر كيف تعملون فاتقوا الدنيا واتقوا النساء رواه مسلم

Dari Abu Said Radhiyallahu ‘anhu pula bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya dunia adalah manis dan hijau dan sesungguhnya Allah menyerahkan kepada kalian semua didalamnya . Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau semua perbuat ata dunia ini. Maka berhati-hatilah terhadap dunia dan hati hatilah terhadap wanita.” (Riwayat Muslim)

وعن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال اللهم لا عيش إلا عيش الآخرة متفق عليه

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah. Tidak ada kehidupan yang sesungguhnya melainkan kehidupan akhirat.” (Muttafaq ‘alaih)

وعنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال يتبع الميت ثلاثة أهله وماله وعمله فيرجع اثنان ويبقى واحد يرجع أهله وماله ويبقى عمله متفق عليه

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu pula dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Ada tiga macam mengikuti mayat itu- ketika di bawa ke kubur, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan satu tetap tinggal menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali sedang amalnya tetap mengikutinya.” (Muttafaq ‘alaih)

وعنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يؤتي بأنعم أهل الدنيا من أهل النار يوم القيامة فيصبغ في النار صبغة ثم يقال يا ابن آدم هل رأيت خيرا قط هل مر بك نعيم قط فيقول لا والله يارب ويؤتى بأشد الناس بؤسا في الدنيا من أهل الجنة فيصبغ صبغة في الجنة فيقال له يا ابن آدم هل رأيت بؤسا قط هل مر بك شدة قط فيقول لا والله ما مر بي بؤس قط ولا رأيت شدة قط رواه مسلم

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu pula, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Akan didatangkanlah orang yang paling nikmat kehidupannya di dunia dan ia termasuk golongan ahli neraka pada hari kiamat nanti, lalu dicelupkan dalam neraka sekali celupan, lalu dikatakan: “Hai anak Adam, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kebaikan- keenakan sekalipun sedikit? Adakah suatu kenikmatan yang pernah menghampirimu(Dunia) sekalipun sedikit?” Ia berkata: “Tidak.demi Allah, ya Robku”- yakni setelah merasakan pedihnya siksa neraka, maka kenikmatan-kenikmatan dan keenakan-keenakan di dunia itu seolah-olah lenyap sama sekali.

Juga akan didatangkanlah orang yang paling menderita kesengsaraan di dunia dan ia termasuk ahli syurga, lalu ia dimasukkan sekali masuk dalam syurga, lalu dikatakan padanya: “Hai anak Adam, adakah engkau dapat merasakan sesuatu kesengsaraan, walaupun sedikit? Adakah suatu kesukaran yang pernah menghampirimu walaupun sedikit?” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah, tidak pernah ada kesukaranpun yang menghampiri diriku dan tidak pernah saya melihat suatu kesengsaraan pun sama sekali,” – yakni setelah merasakan kenikmatan syurga, maka kesengsaraan dan kesukaran yang pernah diderita di dunia itu seolah-olah lenyap sekaligus. (Riwayat Muslim)

وعن المستورد بن شداد رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما الدنيا في الآخرة إلا مثل ما يجعل أحدكم أصبعه في اليم فلينظر بم يرجع رواه مسلم

Dari al-Mustaurid bin Syaddad Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidaklah dunia ini kalau dibandingkan dengan akhirat, melainkan seperti sesuatu yang seseorang di antara engkau semua menjadikan jarinya masuk dalam air lautan, maka cobalah lihat dengan apa ia kembali – yakni, seberapa banyak air yang melekat di jarinya itu. Jadi dunia itu sangat kecil nilainya dan hanya seperti air yang melekat di jari tadi banyaknya.” (Riwayat Muslim)

وعن جابر رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم مر بالسوق والناس كتفيه فمر بجدي أسك ميت فتناوله فأخذ بأذنه ثم قال أيكم يحب أن يكون هذا له بدرهم فقالوا ما نحب أنه لنا بشيء وما نصنع به ثم قال أتحبون أنه لكم قالوا والله لو كان حيا كان عيبا إنه أسك فكيف وهو ميت فقال فو الله للدنيا أهون على الله من هذا عليكم رواه مسلم قوله كتفيه أي عن جانبيه و الأسك الصغير الأذن

Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melalui pasar, sedang orang-orang ada di sebelahnya kiri kanan. Kemudian melalui seekor anak kambing kecil telinganya dan telah mati. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuhnya lalu mengambil telinganya, terus bertanya: “Siapakah di antara engkau semua yang suka membeli ini dengan uang sedirham?” Orang-orang menjawab: “Kita semua tidak suka menukarnya dengan sesuatu apapun dan akan kita gunakan untuk apa itu?” Beliau bertanya lagi: “Sukakah kalain semua kalau ini diberikan saja padamu.” Orang-orang menjawab: “Demi Allah, andaikata kambing itu hidup, tentunya juga cacat karena ia kecil telinganya. Jadi apa harganya lagi setelah kambing itu mati?” Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Allah, dunia ini lebih hina di sisi Allah daripada kambing ini bagimu semua.” (Riwayat Muslim)

وعن أبي ذر رضي الله عنه قال كنت أمشي مع النبي صلى الله عليه وسلم في حرة بالمدينة فاستقبلنا أحد فقال يا أبا ذر قلت لبيك يا رسول الله فقال ما يسرني أن عندي مثل أحد هذا ذهبا تمضي علي ثلاثة أيام وعندي منه دينار إلا شيء أرصده لدين إلا أن أقول به في عباد الله هكذا وهكذا عن يمينه وعن شماله ومن خلفه ثم سار فقال إن الأكثرين هم الأقلون يوم القيامة إلا من قال بالمال هكذا وهكذا عن يمينه وعن شماله ومن خلفه وقليل ما هم ثم قال لي مكانك لا تبرح حتى آتيك ثم انطلق في سواد الليل حتى توارى فسمعت صوتا قد ارتفع فتخوفت أن يكون أحد عرض للنبي صلى الله عليه وسلم فأردت أن آتيه فذكرت قوله لا تبرح حتى آتيك فلم أبرح حتى أتاني فقلت لقد سمعت صوتا تخوفت منه فذكرت له فقال وهل سمعته قلت نعم قال ذاك جبريل أتاني فقال من مات من أمتك لايشرك بالله شيئا دخل الجنة قلت وإن زني وإن سرق قال وإن زنى وإن سرق متفق عليه وهذا لفظ البخاري

           Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya berjalan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di suatu tempat yang berbatu hitam di Madinah, lalu berhadap-hadapanlah gunung Uhud dengan kita, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hai Abu Dzar.” Saya berkata: “Labbaik, ya Rasulullah.” Beliau bersabda lagi: “Tidak menyenangkan padaku andaikata saya mempunyai emas sebanyak gunung Uhud ini, sampai berlalu tiga hari lamanya, di antaranya ada sedinar saja yang saya simpan untuk memenuhi hutang, kecuali saya akan mengucapkan dengan memberikan harta itu untuk para hamba Allah demikian demikian demikian.” Beliau menunjuk ke sebelah kanan, kiri dan belakangnya – maksudnya bahwa kalau beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai harta sebanyak Uhud dan berupa emas, apalagi lainnya, tentu akan disedekahkan kepada hamba-hamba Allah semuanya, kecuali sedinar saja yang akan disimpan jikalau ada hutang yang belum ditunaikannya dan harta sebanyak itu akan dihabiskan membelanjakannya dalam tiga hari saja.Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan, lalu bersabda lagi: “Sesungguhnya orang-orang yang kayaraya dengan harta dunia itulah yang tersedikit pahala akhiratnya pada hari kiamat nanti, melainkan orang yang berkata demikian, demikian dan demikian – yakni membelanjakan hartanya itu untuk kebaikan.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk ke kanan, kiri dan belakangnya. Sabdanya lagi: “Tetapi sedikit sekali orang yang suka melakukan demikian tadi.” Seterusnya beliau bersabda padaku: “Tetaplah engkau di tempatmu ini. Jangan berpindah – yakni meninggalkan tempat itu, sampai saya datang padamu nanti.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat dalam malam yang kelam itu sampai tertutup dari pandangan. Kemudian saya mendengar suara yang keras sekali, lalu saya merasa takut barangkali ada seseorang yang hendak berbuat jahat pada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Saya ingin hendak mendatanginya, tetapi saya ingat akan sabdanya: “Janganlah engkau meninggalkan tempat ini sampai saya datang padamu.” Oleh karena itu saya tidak meninggalkan tempat itu sehingga beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padaku. Kemudian saya berkata: “Saya telah mendengar suatu suara yang saya merasa ketakutan padanya,” lalu saya ingatkan bunyi suara itu pada beliau. Selanjutnya beliau bersabda: “Adakah engkau mendengarnya?” Saya menjawab: “Ya.” Beliau lalu bersabda: “Itu tadi adalah suara Jibril yang datang padaku, lalu ia berkata: “Barangsiapa yang meninggal dunia dari ummatmu, yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia akan masuk syurga.” Saya bertanya: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri?” Beliau menjawab: “Sekalipun ia berzina dan sekalipun ia mencuri.” (Muttafaq ‘alaih)           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لو كان لي مثل أحد ذهبا لسرني أن لا تمر علي ثلاث ليال وعندي منه شيء إلا شيء أرصده لدين متفق عليه وعنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم انظروا إلى من هو أسفل منكم ولا تنظروا إلى من فوقكم فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله عليكم متفق عليه وهذا لفظ مسلم وفي رواية البخاري إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Andaikata saya memiliki emas sebanyak gunung Uhud, niscaya saya tidak senang kalau berjalan sampai lebih dari tiga hari, sedangkan disisiku masih ada emas itu sekalipun sedikit,kecuali kalau yang sedikit tadi saya sediakan untuk memenuhi hutang – yang menjadi tanggunganku. (Muttafaq ‘alaih)         

وعنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال تعس عبد الدينار والدرهم والقطيفة والخميصة إن أعطي رضي وإن لم يعط لم يرض رواه البخاري

           

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Binasalah – yakni celakalah – orang yang menjadi hambanya dinar – emas – dan dirham – perak, Kain beludru sutera serta pakaian. Jikalau ia diberi itu relalah hatinya dan jikalau tidak diberi, maka tidaklah rela (Riwayat Bukhari)           

وعنه رضي الله عنه قال لقد رأيت سبعين من أهل الصفة ما منهم رجل عليه رداء إما إزار وإما كساء قد ربطوا في أعناقهم فمنها ما يبلغ نصف الساقين ومنها ما يبلغ الكعبين فيجمعه بيده كراهية أن ترى عورته رواه البخاري

          D ari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula katanya: “Saya benar-benar telah melihat tujuh puluh orang dari ahlus-shuffah – orang-orang Islam yang fakir-miskin, [48] tidak seorangpun dari mereka yang mengenakan selendang, ada kalanya bersarung dan ada kalanya berbaju. Mereka mengikatkan pada lehernya masing-masing. Di antaranya ada pakaiannya itu hanya sampai pada setengah dari kedua betisnya dan di antaranya ada pula yang sampai di kedua mata kakinya, lalu dikumpulkannyalah dengan tangannya karena tidak suka terlihat auratnya.” (Riwayat Bukhari)         

وعنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الدنيا سجن المؤمن وجنة الكافر رواه مسلم

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Dunia ini adalah penjara bagi orang mu’min (kalau dibandingkan dengan kenikmatan yang disediakan di syurga pent ) dan syurga bagi orang kafir (Jika dibandingkan dengan  siksa di neraka)” (Riwayat Muslim)           

وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم بمنكبي فقال كن في الدنيا كأنك غريب أو عابر سبيل وكان ابن عمر رضي الله عنهما يقول إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء وخذ من صحتك لمرضك ومن حياتك لموتك رواه البخاري قالوا في شرح هذا الحديث معناه لا تركن إلى الدنيا ولا تتخذها وطنا ولا تحدث نفسك بطول البقاء فيها ولا بالاعتناء بها ولا تتعلق منها إلا بما يتعلق به الغريب في غير وطنه ولا تشتغل فيها بما لا يشتغل به الغريب الذي يريد الذهاب إلى أهله وبالله التوفيق

           Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma.katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menepuk kedua belikatku, lalu bersabda:“Jadilah engkau di dunia ini seolah-olah engkau orang asing atau sebagai orang yang menyeberangi jalan “Ibnu Umar berkata: “Jikalau engkau di waktu sore, maka janganlah menantikan waktu pagi dan jikalau engkau di waktu pagi, maka janganlah menantikan waktu sore – untuk beramal baik itu, ambillah kesempatan sewaktu engkau sihat untuk masa sakitmu, sewaktu engkau masih hidup untuk masa matimu.” (Riwayat Bukhari) Para alim-ulama mengatakan dalam syarahnya Hadis ini: “Arti-nya ialah: Janganlah engkau terlampau cinta pada dunia, jangan pula dunia itu dianggap sebagai tanahair, juga janganlah engkau mengucapkan dalam hatimu sendiri bahwa engkau akan lama kekalmu di dunia itu. Selain itu janganlah pula amat besar perhatianmu padanya, jangan tergantung padanya, sebagaimana orang yang bukan di negerinya tidak akan menggantungkan diri pada negeri orang yakni yang bukan tanahairnya sendiri. Juga janganlah bekerja di dunia itu, sebagaimana orang yang bukan di negerinya tidak akan berbuat sesuatu di negeri orang tadi – yakni yang diperbuat hendaklah yang baik-baik saja supaya meninggalkan nama harum di negeri orang, karena pasti ingin kembali ke tempat keluarganya semula. Wa billahit taufiq.           

وعن أبي العباس سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله دلني على عمل إذا عملته أحبني الله وأحبني الناس فقال ازهد في الدنيا يحبك الله وازهد فيما عند الناس يحبك الناس حديث حسن رواه ابن ماجه وغيره بأسانيد حسنة

           Dari Abu Abbas, yaitu Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku sesuatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berzuhudlah di dunia, tentu engkau dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai oleh para manusia.” Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lain-lainnya dengan isnad-isnad yang baik.      

وعن النعمان بن بشير رضي الله عنهما قال ذكر عمر بن الخطاب رضي الله عنه ما أصاب الناس من الدنيا فقال لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يظل اليوم يلتوي ما يجد من الدقل ما يملأ به بطنه رواه مسلم الدقل بفتح الدال المهملة والقاف ردئ التمر

           Dari an-Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Umar bin Alkhaththab Radhiyallahu ‘anhu menyebut-nyebutkan apa yang telah didapatkan oleh orang banyak dari hal dunia, lalu katanya: “Sungguh saya melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkerut pada hari ini, beliau tidak mendapatkan kurma yang bermutu rendahpun untuk mengisi perutnya.” (Riwayat Muslim)         

وعن عائشة رضي الله عنها قالت توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم وما في بيتي من شيء يأكله ذو كبد إلا شطر شعير في رف لي فأكلت منه حتى طال علي فكلته ففني متفق عليه شطر شعير أي شيء من شعير كذا فسره الترمذي

           ari Aisyah Radhiyallahu ‘anha , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, sedang di rumahku tidak ada sesuatu apapun yang dapat dimakan oleh seseorang yang berhati – maksudnya oleh manusia yang hidup, melainkan sedikit gandum yang ada di rakku. Kemudian saya makan daripadanya sampai lama halku sedemikian itu, kemudian saya takarlah itu lalu habislah.” (Muttafaq ‘alaih)         

وعن عمر بن الحارث أخي جويرية بنت الحارث أم المؤمنين رضي الله عنهما قال ما ترك رسول الله صلى الله عليه وسلم عند موته دينارا ولا درهما ولا عبدا ولا أمة ولا شيئا إلا بغلته البيضاء التي كان يركبها وسلاحه وأرضا جعلها لابن السبيل صدقة رواه البخاري

           Dari ‘Amr bin al-Harits, yaitu saudaranya Juwairiyah binti al-Harits Ummul mu’minin radhiallahu’anhuma-jadi isterinya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meninggalkan dirham, tidak pula dinar, hambasahaya lelaki ataupun perempuan, atau apapun juga ketika wafatnya, melainkan hanyalah keledai putihnya yang dahulu dinaikinya, juga senjatanya, serta sebidang tanah yang dijadikan sebagai sedekah kepada ibnussabil – orang yang dalam perjalanan.” (Riwayat Bukhari)         

وعن خباب بن الأرت رضي الله عنه قال هاجرنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم نلتمس وجه الله تعالى فوقع أجرنا على الله فمنا من مات ولم يأكل من أجره شيئا منهم مصعب بن عمير رضي الله عنه قتل يوم أحد وترك نمرة فكنا إذا غطينا بها رأسه بدت رجلاه وإذا غطينا بها رجليه بدا رأسه فأمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نغطي رأسه ونجعل على رجليه شيئا من الإذخر ومنا من أينعت له ثمرته فهو يهدبها متفق عليه النمرة كساء ملون من صوف وقوله أينعت أي نضجت وأدركت وقوله يهدبها هو بفتح الباء وضم الدال وكسرها لغتان أي يقطفها ويجتنيها وهذه استعارة لما فتح الله تعالى عليهم من الدنيا وتمكنوا فيها

           ari Khabab bin al-Aratti Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Kita semua berhijrah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala, maka jatuhlah pahala kita itu atas Allah Ta’ala. Lalu di antara kita ada yang mati dan tidak pernah memperoleh sesuatupun dari pahalanya itu – tetaptah – yakni tidak pernah sampai memperoleh harta rampasan. Di antara mereka itu ialah Mus’ab bin Umair Radhiyallahu ‘anhu yang dibunuh pada hari perang Uhud dan meninggalkan selembar baju lurik – seperti singa. Apabila bajunya itu kita tutupkan pada kepalanya, maka tampaklah kedua kakinya, dan apabila kita tutupkan pada kedua kakinya, maka tampak kepalanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita, supaya kita tutupkan saja pada kepalanya, sedang di kedua kakinya kita letakkan saja sedikit tumbuh- tumbuhan idzkhir – semacam tumbuh-tumbuhan harum baunya. Di antara kita lagi ada yang sudah masak buahnya, maka dapatlah ia memetik hasilnya itu – maksudnya dapat menjadi baik nasibnya karena kaum Muslimin mendapatkan kejayaan di mana-mana (Muttafaq ‘alaih)         

وعن سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لو كانت الدنيا تعدل عند الله جناح بعوضة ما سقى كافرا منها شربة ماء رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

           Dari Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Andaikata dunia ini di sisi Allah dianggap menyamai – nilainya – dengan selembar sayap nyamuk, niscayalah Allah tidak akan memberi minum seteguk airpun kepada orang kafir daripadanya.”

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ألا إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله تعالى وما والاه وعالما ومتعلما رواه الترمذي وقال حديث حسن

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Ingatlah, sesungguhnya dunia itu dilaknat, dilaknat pula segala sesuatu yang ada di dalamnya, melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.           

وعن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا تتخذوا الضيعة فترغبوا في الدنيا رواه الترمذي وقال حديث حسن

           Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Janganlah engkau semua terlampau cinta dalam mencari sesuatu untuk kehidupan, sebab dengan terlampau mencintainya itu, maka engkau semua akan mencintai pula keduniaan.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.           

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال مر علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم ونحن نعالج خصا لنا فقال ما هذا فقلنا قد وهي فنحن نصلحه فقال ما أرى الأمر إلا أعجل من ذلك رواه أبو داود والترمذي بإسناد البخاري ومسلم وقال الترمذي حديث حسن صحيح

           ari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melalui kita dan kita saat itu sedang mengerjakan perbaikan rumah, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apa ini?” Kita menjawab: “Rumah ini telah lemah – rusak, maka itu kita memperbaikinya.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Saya tidak mengerti akan perkara ajal, melainkan akan lebih cepat datangnya dari selesainya perbaikan ini.”Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnadnya Imam-imam Bukhari dan Muslim dan Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن كعب بن عياض رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول إن لكل أمة فتنة فتنة أمتي المال رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

Dari Ka’ab bin ‘lyadh Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setiap ummat itu ada fitnahnya dan fitnah ummatku ialah harta.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

وعن أبي عمرو ويقال أبو عبد الله ويقال أبو ليلى عثمان بن عفان رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال ليس لابن آدم حق في سوى هذه الخصال بيت يسكنه وثوب يواري عورته وجلف الخبز

          

والماء رواه الترمذي وقال حديث صحيح قال الترمذي سمعت أبا داود سليمان بن سالم البلخي يقول سمعت النضر بن شميل يقول الجلف الخبز ليس معه إدام وقال غيره هو غليظ الخبز وقال الراوي المراد به هنا وعاء الخبز كالجوالق والخرج والله أعلم

 Dari Abu ‘Amr, ada yang mengatakan Abu Abdillah, ada pula yang mengatakan Abu Laila yaitu Usman bin Affan Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Tidak ada hak apapun bagi anak Adam – yakni manusia – selain dari perkara-perkara ini, yaitu rumah yang menjadi tempat kediamannya, pakaian yang digunakan untuk menutupi auratnya dan roti tawar – tanpa lauk – beserta air.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.   Imam Termidzi berkata: “Saya mendengar Abu Dawud yaitu Sulaiman bin Aslam al-Balkhi berkata: “Saya mendengar an-Nadhr bin Syumail, katanya: Aljilfu itu ialah roti tanpa lauk.” Lainnya lagi berkata: “Yaitu roti yang kasar,” sedang Alharawi berkata: “Yang dimaksudkan di sini ialah wadah roti seperti juwatik dan khurj.” Wallahu a’lam.           

وعن عبد الله بن الشخير بكسر الشين والخاء المشددة المعجمتين رضي الله عنه أنه قال أتيت النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقرأ ” ألهاكم التكاثر ” قال يقول ابن آدم مالي مالي وهل لك يا ابن آدم من مالك إلا ما أكلت فأفنيت أو لبست فأبليت أو تصدقت فأمضيت رواه مسلم

           Dari Abdullah bin as-Sikhkhir – dengan kasrahnya sin dan kha’ yang disyaddahkan serta mu’jamah keduanya Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bahwasanya ia berkata: “Saya datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang membaca ayat – yang artinya: “Engkau semua dilalaikan oleh perlombaan memperbanyak kekayaan.” Lalu beliau bersabda: “Anak Adam itu berkata: “Hartaku, hartaku! Padahal harta yang benar-benar menjadi milikmu itu, hai anak Adam, ialah apa-apa yang engkau makan lalu engkau habiskan, apa- apa yang engkau pakai, lalu engkau rusakkan atau apa-apa yang engkau sedekahkan lalu engkau lampaukan – dengan tetap adanya pahala.” (Riwayat Muslim)         

وعن عبد الله بن مغفل رضي الله عنه قال قال رجل للنبي ص يارسول الله والله إني لأحبك فقال انظر ماذا تقول قال والله إني لأحبك ثلاث مرات فقال إن كنت تحبني فأعد للفقر تجفافا فإن الفقر أسرع إلى من يحبني من السيل إلى منتهاه رواه الترمذي وقال حديث حسن التجفاف بكسر التاء المثناة فوق وإسكان الجيم وبالفاء المكررة وهو شيء يلبسه الفرس ليتقى به الأذى وقد يلبسه الإنسان

           Dari Abdullah bin Mughaffal Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Ada seorang lelaki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Ya Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya saya ini niscaya cinta kepada Tuan.” Beliau lalu bersabda: “Lihatlah baik-baik apa yang engkau ucapkan itu.”Orang itu berkata lagi: “Demi Allah, sesungguhnya saya ini niscayalah cinta kepada Tuan.” Dia berkata demikian sampai tiga kali. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jikalau engkau mencintai saya, maka sediakanlah sebuah baju tijfaf untuk menempuh kefakiran, sebab sesungguhnya kefakiran itu lebih cepat mengenai orang yang mencintai saya daripada cepatnya air banjir sampai di tempat penghabisannya.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.Attijfaf dengan kasrahnya ta’ mutsannat dan sukunnya jim dan dengan fa’ yang dirangkapkan yaitu sesuatu yang dikenakan pada kuda untuk menjaga dirinya dari bahaya – senjata dan lain-lain, dan kadang-kadang pakaian sedemikian itu juga dikenakan oleh manusia.           

وعن كعب بن مالك رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ماذئبان جائعان أرسلا في غنم بأفسد لها من حرص المرء على المال والشرف لدينه رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

           Dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar yang dikirimkan ke tempat kambing itu lebih berbahaya padanya daripada tamaknya seseorang itu pada harta dan kemegahan dalam membahayakan agamanya,”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال نام رسول الله صلى الله عليه وسلم على حصير فقام وقد أثر في جنبه قلنا يا رسول اله لو اتخذنا لك وطاء فقال مالي وللدنيا ما أنا في الدنيا إلا كراكب استظل تحت شجرة ثم راح وتركها رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

           Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di atas selembar tikar, lalu bangun sedang di lambungnya tampak bekas tikar itu. Kami berkata: “Ya Rasulullah, alangkah baiknya kalau kita ambilkan saja sebuah kasur untuk Tuan.” Beliau bersabda: “Apakah untukku ini dan apa pula untuk dunia -maksudnya: bagaimana saya akan senang pada dunia ini. Saya di dunia ini tidaklah lain kecuali seperti seorang yang mengendarai kenderaan yang bernaung di bawah pohon, kemudian tentu akan pergi dan meninggalkan pohon itu.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يدخل الفقراء الجنة قبل الأغنياء بخمسمائة عام رواه الترمذي وقال حديث صحيح

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Orang-orang fakir itu akan masuk syurga sebelum orang-orang kaya dengan selisih waktu lima ratus tahun.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.           

وعن ابن عباس وعمران بن الحصين رضي الله عنهم عن النبي صلى الله عليه وسلم قال آطلعت في الجنة فرأيت أكثر أهلها الفقراء واطلعت في النار فرأيت أكثر أهلها النساء متفق عليه من رواية ابن عباس ورواه البخاري أيضا من رواية عمران بن الحصين

           Dari Ibnu Abbas dan Imran bin Hushain radhiallahu ‘anhum dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya:“Saya telah menjenguk dalam syurga, maka saya melihat bahwa sebagian banyak penghuninya adatah kaum fakir dan saya juga telah menjenguk dalam neraka, maka saya melihat bahwa sebagian banyak penghuninya adalah para wanita.”Muttafaq ‘alaih dari riwayat Ibnu Abbas. Imam Bukhari meriwayatkan pula dari riwayatnya Imran bin Hushain.           

وعن أسامة بن زيد رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال قمت على باب الجنة فكان عامة من دخلها المساكين وأصحاب الجد محبوسون غير أن أصحاب النار قد أمر بهم إلى النار متفق عليه و الجد الحظ والغنى وقد سبق بيان هذا الحديث في باب فضل الضعفة

           Dari Usamah bin Zaid, radhiallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdanya:“Saya berdiri di pintu syurga, maka sebagian besar orang yang memasukinya itu ialah orang- orang miskin, sedang orang-orang yang kaya – berharta – semua ditahan dulu, hanya saja orang-orang yang menjadi ahli neraka telah diperintah untuk dimasukkan dalam neraka seluruhnya.” (Muttafaq ‘alaih)Aljaddu ialah bagian harta dan kekayaan, Hadis ini telah lalu keterangannya dalam bab: Keutamaan kaum lemah.           

وعن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال أصدق كلمة قالها شاعر كلمة لبيد متفق عليه

           Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sabdanya: “Setepat-tepatnya kalimat yang diucapkan oleh seseorang syair ialah ucapan Labid – yang artinya: “Ingatlah, semua benda yang selain Allah adalah batil – atau rusak dan tidak kekal.” (Muttafaq ‘alaih)Lanjutan dari sya’ir di atas ialah: “Dan setiap kenikmatan itu pasti akan hilang yakni tidak kekal.”     

Abu Amina Aljawiy

Mahad Annashihah Cepu

Tinggalkan komentar