وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"

  • Radio Online

  • Larangan Fanatik Buta

    Al-Imam asy-Syafi’i (Madzhab Syafi'i) mengatakan:
    كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت؛ فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي
    “Semua permasalahan yang sudah disebutkan dalam hadits yang sahih dari Rasulullah dan berbeda dengan pendapat saya, maka saya rujuk dari pendapat itu ketika saya masih hidup ataupun sudah mati.”

    Al-Imam Malik (Madzhab Maliki) mengatakan:
    إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة فاتركوه
    “Saya hanyalah manusia biasa, mungkin salah dan mungkin benar. Maka perhatikanlah pendapat saya, jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah maka ambillah. Apabila tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.”

    Al-Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi) mengatakan:
    لا يحل لأحد أن يأخذ بقولنا ما لم يعلم من أين أخذناه
    وفى رواية: «حرام على مَن لم يعرف دليلي أن يفتى بكلامي «فإننا بشر، نقول القول اليوم ونرجع عنه غدًا
    “Tidak halal bagi siapa pun mengambil pendapat kami tanpa mengetahui dari mana kami mengambilnya.” Dalam riwayat lain, beliau mengatakan, “Haram bagi siapa pun yang tidak mengetahui dalil yang saya pakai untuk berfatwa dengan pendapat saya. Karena sesungguhnya kami adalah manusia, perkataan yang sekarang kami ucapkan, mungkin besok kami rujuk (kami tinggalkan).”

    Al-Imam Ahmad Bin Hambal( Madzab Hambali mengatakan):
    لا تقلدني، ولا تقليد مالكًا ولا الشافعي ولا الأوزاعي ولا الثوري، وخذ من حيث أخذوا
    “Janganlah kalian taklid kepada saya dan jangan taklid kepada Malik, asy-Syafi’i, al-Auza’i, ataupun (Sufyan) ats-Tsauri. Tapi ambillah (dalil) dari mana mereka mengambilnya.”

  • Mutiara Alquran

    اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

    Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

  • Admin Setting

  • Maaf Komentar Yang Dicurigai Bervirus Diblokir

  • Mutiara Sunnah

    وعن أبي العباس سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله دلني على عمل إذا عملته أحبني الله وأحبني الناس فقال ازهد في الدنيا يحبك الله وازهد فيما عند الناس يحبك الناس حديث حسن رواه ابن ماجه وغيره بأسانيد حسنة

    Dari Abu Abbas, yaitu Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , katanya: “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu berkata: “Ya Rasulullah, tunjukkanlah padaku sesuatu amalan yang apabila amalan itu saya lakukan, maka saya akan dicintai oleh Allah dan juga dicintai oleh seluruh manusia.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berzuhudlah di dunia, tentu engkau akan dicintai oleh Allah dan berzuhudlah dari apa yang dimiliki oleh para manusia, tentu engkau akan dicintai oleh para manusia.” Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lain-lainnya dengan isnad-isnad yang baik.

    وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ألا إن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ذكر الله تعالى وما والاه وعالما ومتعلما رواه الترمذي وقال حديث حسن

    Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Ingatlah, sesungguhnya dunia itu dilaknat, dilaknat pula segala sesuatu yang ada di dalamnya, melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu.”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

    وعن سهل بن سعد الساعدي رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لو كانت الدنيا تعدل عند الله جناح بعوضة ما سقى كافرا منها شربة ماء رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح

    Dari Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu , katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda“Jika seandainya dunia ini di sisi Allah dianggap ada nilainya dengan selembar sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air darinya.” Diriwayatkan oleh Imam Termidzi

  • Mutiara Ulama Salaf’

    أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ "Wahai Saudaraku Kalian Tidak Bisa Mendapatkan Ilmu Kecuali Dengan 6 Syarat Yang Akan Saya Beritahukan" 1.Dengan Kecerdasan, 2.Dengan Semangat , 3.Dengan Bersungguh-sungguh , 4.Dengan Memiliki bekal (biaya), 5.Dengan Bersama guru dan , 6.Dengan Waktu yang lama, (Imam Syafi'i Rahimahulloh)

Kumpulan Ringkasan Hadits : Keutamaan Menangis Karena Takut Dan Rindu Kepada Alloh Ta’ala باب فضل البكاء خشية الله تعالى وشوقاً إليه رياض الصالحين من كلام سيد المرسلين

Posted by Admin Ma'had Annashihah Cepu pada Agustus 1, 2013

54- باب فضل البكاء خشية الله تعالى وشوقاً إليه

Bab 54 : Keutamaan Menangis Karena Takut Dan Rindu Kepada Alloh Ta’ala

قال اللَّه تعالى:  { ويخرون للأذقان يبكون ويزيدهم خشوعاً } .

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’. Al Israa’ ayat 109

وقال تعالى:  { أفمن هذا الحديث تعجبون، وتضحكون ولا تبكون! } .

Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis? An Najm ayat 59-60

446- وعَن أبي مَسعودٍ ، رضي اللَّه عنه . قالَ : قال لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : «اقْرَأْ علَّي القُرآنَ » قلتُ : يا رسُولَ اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟، قالَ : « إِني أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ غَيْرِي » فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية : { فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ شَهِيداً }  [ الآية : 41 ] قال : « حَسْبُكَ الآنَ » فَالْتَفَتَّ إِليْهِ . فَإِذَا عِيْناهُ تَذْرِفانِ . متفقٌ عليه .

           Dari Ibnu Mas’ud رضي الله عنه katanya: “Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda kepadaku: “Bacakanlah al-Quran untukku.” Saya berkata: “Ya Rasulullah, apakah saya akan membacakan al-Quran itu untukmu, sedangkan alquran diturunkan kepadamu?” Beliau  bersabda: “Saya aku ingin mendengarnya dari orang lain.”Saya lalu membacakan untuknya surat an-Nisa’, sehingga sampailah  pada ayat yang artinya: “Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini?” – Surat an-Nisa’ 41.Setelah itu Rasulullah lalu bersabda: “Sudah cukuplah bacaanmu sekarang.” Saya menoleh kepada beliau, tiba-tiba kedua mata beliau meneteskan airmata” (Muttafaqun ‘alaih)           

447- وعن أنس ، رضي اللَّه عنه ، قالَ : خَطَبَ رَسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم خُطْبَةً مَا سَمِعْتُ مِثْلَهَا قَطُّ ، فقالَ : « لَوْ تعْلمُونَ ما أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كثيراً» قال : فَغَطَّى أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم . وُجُوهَهُمْ . ولهمْ خَنِينٌ . متفقٌ عليه . وَسَبَقَ بيَانُهُ في بابِ الخَوفِ .

           Dari Anas رضي الله عنه, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم berkhutbah, tidak pernah saya mendengar suatu khutbah pun yang semacam itu , Beliau bersabda: “Andaikata kalain mengetahui apa yang saya ketahui, niscaya kalian semua akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Anas berkata: “Maka para sahabat mereka menutupi mukanya sambil menangis terisak-isak” (Muttafaqun ‘alaih)           

448- وعن أبي هريرة ، رضي اللَّه عنه ، قال : قالَ رسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « لاَيَلِجُ النَّارَ رَجْلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّه حَتَّى يَعُودَ اللَّبَنُ في الضَّرْع وَلا يَجْتَمعُ غُبَارٌ في سَبِيلِ اللَّه ودُخانُ جَهَنَّمَ » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ صحيحٌ .

           Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga air susu itu kembali  keputingya (mustahil pent). Tidak akan berkumpul debu yang menempel karena berjuang dijalan Alloh dengan asap neraka Jahanam”Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.      

449- وعنه قالَ : قالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلاَّ ظِلُّهُ : إِمامٌ عادِلٌ ، وشابٌّ نَشَأَ في عِبَادَةِ اللَّه تَعالى . وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّق بالمَسَاجِدِ . وَرَجُلانِ تَحَابَّا في اللَّه . اجتَمَعا عَلَيهِ . وتَفَرَّقَا عَلَيهِ ، وَرَجَلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمالٍ . فَقَالَ : إِنّي أَخافُ اللَّه . ورَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةَ فأَخْفاها حتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمالهُ ما تُنْفِقُ يَمِينهُ . ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ» متفقٌ عليه .

           Dari Abu Hurairah رضي الله عنه pula, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: “Ada tujuh kelompok  yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tiada naungan melainkan naunganNya (Pent kiamat) yaitu pemimpin yang adil. Pemuda yang tumbuh sejak kecilnya dalam keadaan  beribadat kepada Allah Ta’ala, orang yang hatinya tergantung (terikat) kepada masjid-masjid, dua orang yang saling  mencintai karena Allah, keduanya berkumpul atas keadaan sedemikian itu dan keduanya berpisah atas keadaan sedemikian itu pula, Dan lelaki yang diajak oleh wanita  yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata: “Sesungguhnya saya takut kepada Allah” Dan orang yang bersedekah lalu disembunyikan sedekahnya sehingga seolah-olah tangan kirinya tidak tahu dari apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya dan orang yang mengingat pada Allah di waktu keadaan sendiri lalu meneteskan airmata dari kedua matanya.” (Muttafaqun ‘alaih)

450- وعَن عبد اللَّه بنِ الشِّخِّير . رضي اللَّه عنه . قال : أَتَيْتُ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَهُو يُصلِّي ولجوْفِهِ أَزِيزٌ كَأَزِيزِ المرْجَلِ مِنَ البُكَاءِ .

حديث صحيح رواه أبو داود . والتِّرمذيُّ في الشَّمائِل بإِسنادٍ صحيحٍ .

           Dari Abdullah bin asy-Syikhiir رضي الله عنه, katanya: “Saya mendatangi Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan beliau sedang Shalat dan dari dadanya itu terdengar suara bagaikan air yang sedang mendidih (pent diatas perapian) saat beliau sedang menangis.”Hadis hasan shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dalam asy-Syamail dengan isnad yang shahih           

451- وعن أَنسٍ رضي اللَّه عنه . قالَ : قالَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، لأَبِيِّ بنِ كَعْبٍ . رضي اللَّه عنه : « إِنَّ اللَّه ، عَزَّ وجَلَّ ، أَمْرَني أَنْ أَقْرَأَ علَيْكَ : لَمْ يَكُن الَّذِينَ كَفَرُوا » قَالَ : وَسَمَّاني ؟ قال : « نَعَمْ » فَبَكى أُبَيٌّ . متفقٌ عليه . وفي رواية: فَجَعَلَ أُبَيٌّ يَبْكي.

Dari Anas رضي الله عنه, katanya: “Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda kepada Ubay bin Ka’ab رضي الله عنه,Rosul Bersabda:“Sesungguhnya Allah Azzawajalla menyuruh padaku supaya saya bacakan untukmu ayat ini  Yang Berbunyi”Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata…”Albayyinah” 1-8. Ia berkata: “Apakah Allah menyebut namaku pada Engkau Ya Rasululloh?” Beliau bersabda: “Ya.” Kemudian Ubay  menangis.” (Muttafaqun ‘alaih) Dalam sebuah riwayat lain disebutkan: “Maka Ubay mulai menangis.”

 (Pent ini hadist yang membuat penerjemah menangis malam ini, Perhatikan wahai saudaraku, mahalnya nama kita jika seandainya disebut Oleh Alloh Ta’ala karena terkenalnya iman dan amal shalih kita, Akan Tetapi kami khawatir nama kita disebut karena terlalu terkenal banyak melakukan kemaksiatan dan kerusakan dimuka bumi ini, Allohlah Maha mengetahui setiap kedudukan hamba dan amal-amalnya ,

Ada beberapa sebab agar seorang hamba bisa menangis karena Alloh Ta’ala Diantaranya:

1.Berdoa Disepertiga Malam dan Menhisab Diri serta Mengingat Dosa Dan Kesalahan Kemudian Berharap dengan Mengemis Kepada-Nya Untuk Diberikan Ampunan serta takut akan adzab-Nya Yang Pedih

2.Mengingat Kematian Dan Ajal Yang Selalu mengintai serta membayangkan ketika kita diangkat diatas keranda kematian serta mereka kerabat menagisi kita atau membanyangkan bagaimana sempitnya kuburan yang disana jauh dari teman kedunyaan,

3.Membaca Alquran Dengan Tartil dan Berlahan dengan penuh Perenungan makna dan tafsirnya, terutama akan terasa dimalam hari atau menjelang fajar.

4.Mengingat anak, istri, suami,orang tua, kerabat, kepoankan atau saudara – saudara kita yang telah mendahului kita dan berziaroh kekubur mereka (bagi laki-laki dan bagi wanita tidak dianjurkan

5.Bersyukur atas dianugerahkan nikmat kepada kita semua dengan mengingat -ingat nikmat yang banyak, dari miskin menjadi kaya, dari sakit menjadi sehat, dari kecil menjadi dewasa sehat  akal, dari lembah yang hina kepada kemulyaan, serta dari kesesatan kepada hidayat taufiq diatas manhaj salaf.Insyalloh semoga bermanfaat )

452- وعنه قالَ : قالَ أَبو بَكْرٍ لعمرَ ، رضي اللَّه عنهما . بعدَ وفاةِ رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : انْطَلِقْ بِنا إلى أُمِّ أَيمنَ . رضي اللَّه عنها . نَزُورُها كما كَانَ رسُولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، يَزُورُها . فَلَمَّا انْتَهَيا إِليْها بَكَتْ . فقَالا لها : ما يُبْكِيكِ ؟ أَمَا تَعْلَمِينَ أَنَّ مَا عِنْدَ اللَّه تعالى خَيْرٌ لِرَسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قالَتْ : إِني لاَ أَبْكِي ، أَنِّي لأَعْلَمُ أَنَّ ما عنْدَ اللَّه خَيرٌ لِرَسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، ولكِنِّي أَبْكِي أَنَّ الوَحْيَ قَدِ انْقَطَعَ مِنَ السَّماءِ فَهَيَّجَتْهُما عَلى البُكاءِ ، فَجَعَلا يَبْكِيانِ مَعهَا رواهُ مسلم. وقد سبق في باب زيارَةِ أَهل الخير .

         Dari Anas رضي الله عنه pula, katanya: “Abu Bakar berkata kepada Umar radhiallahu ‘anhuma sesudah wafatnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم: “Mari kita bersama-sama berangkat ke tempat Ummu Aiman untuk menziarahinya, sebagaimana halnya Rasulullah juga menziarahinya.” Ketika keduanya sampai di tempat Ummu Aiman, lalu wanita ini menangis. Keduanya berkata: “Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Tidakkah engkau ketahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah ” Ummu Aiman lalu menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah menangis karena saya tidak mengetahui bahwasanya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik untuk Rasulullah tetapi saya menangis ini  karena sesungguhnya wahyu itu telah terputus – sebab Nabi telah wafat.” Maka ucapan Ummu Aiman menggerakkan hati kedua sahabat itu untuk menangis. Kemudian keduanya itupun menangis bersama Ummu Aiman. (Hadis di atas sudah disebutkan dalam bab: Menziarahi orang-orang ahli kebaikan)           

453- وعن ابن عَمَر ، رضي اللَّه عنهما ، قال : « لَمَّا اشْتَدَّ بِرَسُولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم وَجَعُهُ قيلَ لَهُ في الصَّلاَةِ فقال : « مُرُوا أَبا بَكْرِ فَلْيُصَلِّ بالنَّاسِ » فقالتْ عائشةُ ، رضي  اللَّه عنها: إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ رَقيقٌ إِذا قَرَأَ القُرآنَ غَلَبَهُ البُكاءُ » فقال : « مُرُوهُ فَلْيُصَلِّ » .

وفي رواية عن عائشةَ ، رضي اللَّه عنها ، قالَتْ : قلتُ : إِنَّ أَبا بَكْرٍ إِذا قَامَ مقامَكَ لَم يُسْمع النَّاس مِنَ البُكَاءِ . متفقٌ عليه .

           Dari Ibnu Umar ضي الله عنه katanya: “Ketika sudah sangat geringnya Rasulullah صلی الله عليه وسلم, lalu ditanyakan padanya siapa yang akan menjadi imam shalat. Beliau lalu bersabda: “Perintahkanlah pada Abu Bakar, supaya ia shalat mengimami orang-orang banyak!”

Aisyah  berkata: “Sesungguhnya Abu Bakar itu adalah seorang lelaki yang amat lembut hatinya, jikalau membaca al-Quran, maka dia tidak bisa menahan tangisnya .” Beliau Rosul lalu bersabda lagi: “Perintahkanlah pada Abu Bakar supaya menjadi imam”Dalam lain riwayat disebutkan: Dari Aisyah رضي الله عنها, katanya: Saya berkata: “Sesungguhnya Abu Bakar itu apabila menjadi imam, ia tidak dapat memperdengarkan suaranya kepada orang-orang banyak karena tangisnya” (Muttafaq ‘alaih)           

454- وعن إِبراهيمَ بنِ عبدِ الرَّحمنِ بنِ عوفٍ أَنَّ عبدَ الرَّحمنِ بنَ عَوْفٍ ، رَضيَ اللَّه عنهُ أُتِيَ بطَعامٍ وكانَ صائماً ، فقالَ : قُتِلَ مُصْعَبُ بنُ عُمَيرٍ ، رضيَ اللَّه عنه ، وهُوَ خَيْرٌ مِنِّي ، فَلَمْ يُوجَدْ لَه ما يُكَفَّنُ فيهِ إِلاَّ بُرْدَةٌ إِنْ غُطِّي بِها رَأْسُهُ بَدَتْ رِجْلاُه ، وإِنْ غُطِّيَ بها رِجْلاه بَدَا رأْسُهُ ، ثُمَّ بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا ما بُسِطَ أَوْ قالَ : أُعْطِينَا مِنَ الدُّنْيا مَا أُعْطِينَا قَدْ خَشِينَا أَنْ تَكُونَ حَسَنَاتُنا عُجِّلَتْ لَنا . ثُمَّ جَعَلَ يبْكي حَتَّى تَرَكَ الطَّعامَ . رواهُ البخاري .

Dari Ibrahim bin Abdur Rahman bin ‘Auf, bahwasanya Abdur Rahman bin ‘Auf رضي الله عنه diberi hidangan makanan, sedangkan waktu itu ia berpuasa, lalu ia berkata: “Mus’ab bin Umair itu terbunuh dijalan Alloh, Dia adalah seorang yang lebih baik daripada aku, tetapi tidak ada yang digunakan untuk mengkafaninya  kecuali selembar burdah. Jikalau kepalanya ditutup, maka tampaklah kedua kakinya dan jikalau kedua kakinya ditutup.maka tampaklah kepalanya. Kemudian kita telah dianugerahkan kekayaaan yang banyak Atau ia berkata: “Kita telah dikaruniai rezeki dunia sebanyak-banyaknya, Kami sangat takut kalau kebaikan-kebaikan kami ini didahulukan dengan dibalas dunia ini ( sedangkan di akhirat tidak dapat bagian apa-apa)” Kemudian ia terisak menangis dan meninggalkan makanan itu . (Riwayat Bukhari)

455- وعن أبي أُمامة صُدَيِّ بْنِ عَجلانَ الباهِليِّ ، رضيَ اللَّه عنه ، عن النبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال: « لَيْسَ شَيءٌ أَحَبَّ إِلى اللَّه تعالى من قَطْرَتَين . وأَثَرَيْنِ : قَطْرَةُ دُمُوعٍ من خَشيَةِ اللَّه وَقَطرَةُ دَمٍ تُهرَاقُ في سَبِيلِ اللَّه تعالى ، وأما الأثران فأثر في سبيل الله تعـالى وَأَثَرٌ في فَرِيضَةٍ منْ فَرَائِضِ اللَّه تعالى » رواه الترمذي وقال : حديثٌ حسنٌ .

وفي البابِ أحاديثُ كثيرةٌ ، منها :

456- حديث العْرباض بنِ ساريةَ . رضي اللَّه عنه ، قال : وعَظَنَا رسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ منها القُلُوبُ ، وذَرَفْت منْهَا العُيُونُ » . وقد سبق في باب النهي عن البدع.

           Dari Abu Umamah, yaitu Shuday bin ‘Ajlan al-Bahili رضي الله عنه dari Nabi صلی الله عليه وسلم, sabdanya: “Tiada sesuatupun yang lebih dicintai oleh Allah Ta’ala daripada dua tetesan dan dua bekas. Dua tetesan itu ialah tetesan airmata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang dialirkan dijalan Alloh Ta’ala Adapun dua bekas yaitu bekas luka fisabilillah dan bekas dalam mengerjakan kewajiban dari beberapa kewajiban yang diwajibkan  Allah Ta’ala ” Diriwayatkan Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.Dalam bab ini masih banyak lagi Hadistnya, di antaranya ialah Hadisnya al-‘Irbadh bin Sariyah رضي الله عنه, katanya: “Kita semua diberi nasihat oleh Rasulullah yaitu suatu nasihat yang semua hati dapat menjadi takut karenanya dan matapun dapat meneteskan airmata.” Hadist ini telah lalu dalam bab: Larangan Bid’ahlihat Hadis no. 157 dan 171.

Al Faqir Ilalloh Ta’ala Abu Amina Aljawiy

Mahad Yatim Non Yatim Annashihah Cepu

Tinggalkan komentar